FB

FB


Ads

Senin, 25 Mei 2015

Jodoh Rajawali Jilid 072

“Ohhh.... hu-hu-huuuhhhhh....!”

Dia menangis menutupi matanya dengan kedua tangan, terisak-isak dan menjatuhkan dirinya di atas rumput tebal di bawah pohon dalam hutan sunyi itu. Dia masih mengenakan pakaian pria, pakaian seorang pemuda dan dengan pakaian itu dia telah menggunakan nama Kang Swi, memasuki sayembara dan berhasil menjadi perwira pengawal Gubernur Ho-nan.

Akan tetapi, sungguh dia tidak sangka bahwa rahasianya terbuka secara demikian memalukan! Dalam keadaan pingsan, pemuda yang bernama Siauw Hong itu telah meraba dadanya! Dia tahu bahwa Siauw Hong telah menolongnya, telah menyembuhkannya dari luka berat. Akan tetapi dia tidak peduli. Pemuda itu telah meraba dadanya! Dia harapkan pukulannya itu akan membunuh Siauw Hong! Kalau tidak, percuma saja dia menyamar setelah rahasianya kini terbuka.

“Hu-hu-huuuhhhhh.... sialan....!”

Pemuda yang ternyata adalah seorang dara itu kembali menangis. Akan tetapi, betapapun keras dia menangis, di tempat sunyi itu siapa yang akan mendengarnya atau menghiburnya?

Kita mengenal pemuda itu sebagai Kang Swi, pemuda royal yang melakukan perjalanan bersama Siluman Kecil atau Kian Bu dan Siauw Hong ke kota raja Ho-nan dan bersama Siauw Hong memasuki sayembara dan berhasil diangkat menjadi perwira pengawal Gubernur Ho-nan.

Akan tetapi ketika dia bertemu dengan Kim Cui Yan yang menangkap Jenderal Kao Liang dan dia menolong jenderal itu, dia berkelahi melawan Kim Cui Yan yang amat lihai dan terkena pukulan Swat-im Sin-ciang sehingga roboh pingsan. Kemudian, ketika Siauw Hong menolong bekas sahabatnya itu, Siauw Hong mendapatkan kenyataan bahwa “pemuda” royal itu adalah seorang wanita muda!

Memang demikianlah sesungguhnya. Kang Swi hanyalah merupakan satu di antara penyamaran gadis yang selain pandai ilmu silatnya, juga ahli dalam hal ilmu menyamar dan “ilmu” mencuri itu! Gadis ini bukan lain adalah Ang-siocia (Si Nona Merah), julukan yang didapatnya karena dia suka berpakaian merah muda.

Seperti telah kita ketahui, Ang-siocia yang cantik ini adalah murid dari Hek-sin Touw-ong yang terkenal sebagai raja pencuri yang tinggal di pantai Po-hai. Dan seperti telah kita ketahui pula, ketika Siluman Kecil atau Kian Bu bertanding melawan Sin-siauw Seng-jin, untuk menebus kekalahannya lima tahun yang lalu dan akhirnya berhasil mengalahkan kakek itu, nona ini muncul dan mencuri barang-barang pusaka peninggalan Suling Emas yang ditinggalkan oleh Sin-siauw Seng-jin setelah dia mengakui kekalahannya terhadap Siluman Kecil.

Gadis ini bukan hanya merupakan murid yang tersayang dari Hek-sin Touw-ong, akan tetapi juga anak angkatnya yang amat dicinta oleh kakek raja maling itu. Oleh karena itu, maka hampir seluruh ilmu kepandaian kakek itu diajarkan kepada Ang-siocia yang bernama Kang Swi Hwa itu.

Karena terlalu disayang ini agaknya, maka setelah digembleng sejak kecil, Swi Hwa menjadi seorang gadis yang manja, keras, bicaranya tajam, dan menonjolkan sifat kewanitaannya dengan berani sehingga kelihatannya agak genit.

Namun dia cantik sekali dan amat cerdas otaknya sehingga semua pelajaran yang diterimanya dapat dia kuasai, terutama sekali ilmu mencuri dan menyamar. Setelah menguasai ilmu penyamaran itu, di dalam saku-saku bajunya tidak pernah tertinggal alat-alat menyamar sehingga dia dapat menyulap dirinya dalam waktu singkat menjadi orang yang dikehendakinya, bahkan dengan mudahnya dia dapat menyamar sebagai pria tanpa ada yang dapat menduganya.

Ketika dia mewakili ayahnya menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Hek-hwa Lo-kwi di lembah Sungai Huang-ho, kita telah mengenal kelihaian Kang Swi Hwa atau Ang-siocia ini. Biarpun belum selihai gurunya atau ayah angkatnya, namun ilmu Kiam-to Sin-ciang yang dikuasainya amat dahsyatnya.

Dalam keadaannya itu, sebagai seorang dara yang berkepandaian tinggi, mempunyai seorang ayah angkat atau guru yang amat sayang dan memanjakannya, memberinya kebebasan seluasnya sehingga dia diperbolehkan pergi ke manapun, dan tidak pernah kekurangan karena sebagai raja maling tentu saja ayahnya mampu memberikan apa pun yang diinginkannya, dari perhiasan yang termahal sampai pakaian terindah atau barang apa pun yang ada di dunia ini. Apalagi setelah dia pandai, dia boleh mengandalkan kepandaiannya sendiri untuk memiliki barang apa saja yang diinginkannya, dengan jalan mencurinya, tentu saja!






Akan tetapi, betapapun juga Swi Hwa adalah seorang manusia biasa, seorang dara yang mulai dewasa. Maka pada suatu saat perasaan wanita dan kedewasaannya ini bergerak dan membuat dia bertekuk lutut! Saat itu adalah ketika dia melihat Kian Bu atau Siluman Kecil bertanding melawan Sin-siauw Seng-jin.

Melihat pemuda berambut putih itu, melihat sepak terjangnya ketika mengalahkan Sin-siauw Seng-jin yang demikian lihai, Swi Hwa atau Ang-siocia menjadi tertarik sekali dan dia sendiri tidak tahu apakah itu yang dinamakan cinta, akan tetapi yang jelas, dia merasa kagum dan tertarik dan ingin sekali dia berkenalan dengan Siluman Kecil, mendekatinya dan mengenal pemuda luar biasa itu dari dekat!

Inilah sesungguhnya yang menyebabkan gadis ini mendahului Siluman Kecil, mencuri barang-barang pusaka di dalam rumah Sin-siauw Seng-jin! Dan dia maklum bahwa dia tidak akan mungkin melawan Siluman Kecil, maka dia menggunakan nikouw tua itu untuk membuat Siluman Kecil tidak berdaya dan tidak berani menyerangnya.

Dia lalu menantang agar Siluman Kecil datang ke tempatnya, yaitu tempat tinggal gurunya, di pantai Po-hai teluk sebelah utara. Maksudnya memancing Siluman Kecil ke sana adalah selain hendak menguji kepandaian pernuda itu melawan gurunya, juga dia ingin berkenalan dengan pemuda itu berdua saja, tanpa ada banyak orang.

Akan tetapi, karena dia tidak melihat Siluman Kecil tergesa-gesa mengejarnya ke pantai Po-hai, hatinya kecewa dan dia menggunakan lain akal. Melihat Siluman Kecil atau Kian Bu melakukan perjalanan menuju ke Ho-nan dan membawa uang, hal yang tidak mungkin terlepas dari “mata malingnya” yang terlatih baik, dia lalu menyamar sebagai nenek penjual sepatu!

Ang-siocia inilah sesungguhnya nenek penjual sepatu rumput dahulu itu! Penyamarannya memang hebat sekali sehingga Kian Bu sama sekali tidak menyangka. Dan dengan ilmu mencurinya yang luar biasa, dia berhasil mencopet uang dari dalam bungkusan Kian Bu tanpa diketahui oleh pendekar yang memiliki kesaktian hebat dan berjuluk Siluman Kecil itu!

Kemudian, Ang-siocia atau Swi Hwa cepat mengubah penyamarannya dan sekali ini dia menyamar sebagai seorang kongcu yang royal dan ramah. Tidak sukar penyamaran ini, karena sesuai dengan sifatnya yang memang lincah dan ramah, pandai bicara dan jenaka.

Dan giranglah hatinya bahwa dia berhasil menarik hati Siluman Kecil sehingga dapat melakukan perjalanan bersama dengan pendekar itu dan juga dengan Siauw Hong. Akan tetapi, hatinya merasa amat kecewa ketika dia bertemu dengan Siluman Kecil sebagai musuh pada waktu dia membantu fihak Gubernur Ho-nan memperebutkan Pangeran Yung Hwa.

Dia memasuki sayembara lalu menjadi pengawal bukan sekali-kali karena dia memihak Gubernur Ho-nan, melainkan karena pertama dia hendak mencari pengalaman dalam petualangannya meninggalkan tempat tinggal gurunya, ke dua karena dia ingin menarik perhatian Siluman Kecil dengan memamerkan kepandaiannya.

Setelah keributan itu di mana dia berada di fihak yang bermusuhan dengan Siluman Kecil, dengan hati kecewa sekali dia lalu meninggalkan gubernuran, meninggalkan jabatannya tanpa pamit setelah dia melihat Siauw Hong, Siluman Kecil, bahkan si Gagu yang aneh itu semua pergi. Dan ketika dia mencari Kian Bu, dia bertemu dengan wanita baju hijau yang menawan Jenderal Kao Liang, kemudian dia dipukul pingsan dan rahasianya bahwa dia wanita diketahui oleh Siauw Hong!

Kini Ang-siocia atau Swi Hwa telah berhenti menangis dan duduk termenung di bawah pohon. Entah mengapa, semenjak dia ditolong oleh Siauw Hong dan “diraba” dadanya ketika pemuda itu menolongnya menyembuhkan lukanya dengan menyalurkan sinkang, terjadi keanehan di dalam hatinya terhadap Siauw Hong, pemuda yang tadinya selalu dia anggap sebagai seorang bocah yang masih hijau itu!

Membayangkan wajah tampan pengemis muda itu, sikapnya yang sederhana dan pendiam, tubuhnya yang agak jangkung, dia kini merasa malu. Semenjak Siauw Hong meraba dadanya, seolah-olah pemuda itu telah berubah sama sekali dalam pandang matanya!

Sebetulnya, dara inilah yang dulu mencuri harta pusaka keluarga Jenderal Kao ketika terjadi perebutan. Ketika itu, dia melihat betapa ada tiga rombongan atau golongan orang yang seolah-olah memperebutkan pusaka itu dan menguasai keluarga Jenderal Kao, bahkan rombongan pertama yang terdiri dari pasukan kota raja yang menyamar, berusaha keras untuk membasmi dan membunuhi keluarga Kao.

Akan tetapi di situ masih ada dua rombongan lain yang berebutan, dan bahkan seolah-olah bermusuhan sendiri, yaitu golongan dari Hek-eng-pang perkumpulan wanita-wanita liar dan Kwi-liong-pang.

Di dalam pertempuran-pertempuran hebat itu di mana terjatuh banyak korban di kedua fihak, dia melihat pula serombongan orang yang dipimpin oleh orang asing menculik dan melarikan semua keluarga Jenderal Kao. Dia mengenal pemimpin rombongan itu sebagai orang Nepal kaki tangan Liong Bian Cu, Pangeran Nepal itu.

Akan tetapi karena dia tidak mempunyai hubungan dengan semua itu, dia tidak mempedulikannya, dan dia hanya mempergunakan kepandaiannya untuk mencuri harta pusaka Jenderal Kao. Hal ini dilakukannya karena memang sebagai murid seorang “raja maling” tentu saja dia tidak mau mendiamkan harta pusaka dijadikan perebutan tanpa bertindak apa-apa, dan selain itu juga dia bermaksud untuk mengangkat nama. Memang dalam perebutan di antara gerombolan-gerombolan itu berarti mengangkat nama gurunya dan namanya sendiri.

Makin dikenang, makin berduka, kecewa dan penasaran rasa hati dara itu. Melihat Siluman Kecil yang telah menarik perhatiannya itu tidak mengejarnya langsung ke Po-hai, dia lalu berbalik membayangi pendekar aneh itu, berkali-kali menyamar dan berusaha menarik perhatiannya.

Akan tetapi Siluman Kecil agaknya sama sekali tidak tertarik kepadanya, bahkan telah memukulnya dalam keributan itu sehingga dia terluka. Dan kemudian, bukan saja dia tidak menarik perhatian pendekar itu sama sekali, bahkan akhirnya “menarik” perhatian Siauw Hong yang mengetahui rahasianya!

Yang menggemaskan, mengapa kini wajah Siauw Hong selalu terbayang di depan matanya? Setiap kali dia mencoba membayangkan wajah Siluman Kecil yang amat dipujanya, wajah aneh tampan dengan rambutnya yang putih dan matanya yang tajam bersinar-sinar itu, selalu saja wajah pendekar sakti ini berubah menjadi wajah Siauw Hong!

Dengan hati penasaran Ang-siocia lalu mengambil keputusan untuk pulang ke Po-hai saja karena dia pun sudah terlalu lama meninggalkan gurunya. Dia pulang membawa banyak hasil curiannya, antara lain harta pusaka Jenderal Kao Liang, pusaka-pusaka peninggalan Suling Emas, dan sekantung uang milik Siluman Kecil. Bukan barang-barang biasa, melainkan milik orang-orang ternama dan tentu suhunya akan merasa gembira dan kagum serta bangga akan hasil karyanya itu!

**** 072 ****