FB

FB


Ads

Selasa, 20 Januari 2015

Sepasang Pedang Iblis Jilid 063

Mungkin bagi penonton lain tidak ada yang tahu akan usaha Wan Keng In mendekati lawan dengan cara merayap perlahan-lahan melalui tali sutera yang panjang itu, akan tetapi Milana dapat melihat atau lebih tepat lagi dapat merasakan gerakan lawan yang berada di ujung tali sutera itu. Dara ini tidak bodoh, dan maklum bahwa kalau sampai pemuda itu dapat mendekatinya, belum tentu dia akan dapat menandingi pemuda yang memiliki kepandaian luar biasa itu.

Maka begitu melihat pemuda itu perlahan-lahan merayap mendekat, diam-diam Milana menggerakkan tangan kirinya dan hanya memutar tali itu dengan tangan kanan saja. Tangan kirinya menyusup ke dalam kantung jarumnya, kemudian tampak tiga kali dia menggerakkan tangan kirinya ke depan.

Gerakan tangan yang tidak begitu tampak, karena sambitan jarum-jarumnya itu ia lakukan dengan pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Namun, tiga kali tampak sinar halus menyambar ke arah tubuh Wan Keng In yang terbawa tali berputaran, sinar kemerahan halus dari jarum-jarum Siang-tok-ciam (Jarum Racun Wangi)!

"Celaka...!"

Wan Keng In berseru kaget ketika melihat menyambarnya sinar halus dan mencium bau harum. Tahulah dia bahwa dia yang sedang diputar-putar seperti kitiran itu kini diserang dengan senjata-senjata rahasia yang amat halus dan mengandung racun yang baunya harum pula!

Namun selain telah mempelajari ilmu-ilmu tingkat tinggi dari ibunya, Wan Keng In juga sudah menerima gemblengan dari Cui-beng Koai-ong yang sakti, maka walaupun keadaannya itu amat berbahaya, namun dia masih bersikap tenang dan tiba-tiba tubuhnya yang berada di ujung tali sutera itu membuat gerakan berputar pula!

Hebat bukan main pemandangan di waktu itu. Tubuh di ujung tali sutera itu berputaran, sedangkan tali itu sendiri berputar cepat. Dengan gerakan berputaran ini, Wan Keng In dapat menyelamatkan diri dan mengelak dari sambaran jarum-jarum Siang-tok-ciam. Namun dia juga telah menemukan akal baru yang luar biasa dan cerdik sekali.

Dengan pengukuran tenaga yang tepat, Wan Keng In dapat mengerahkan sinkangnya dan memberatkan tubuhnya sehingga tiba-tiba tali sutera yang berputar itu tak dapat dikuasai lagi oleh kedua tangan Milana dan berputar melibat tubuh dara itu.

"Aihhhhh...!"

Milana menjerit kaget, sadar setelah terlambat karena tali yang berputar cepat itu sekarang telah membuat beberapa putaran mengelilinginya dan karena tali menurun akibat beratnya tubuh Wan Keng In, maka tali itu membelit-belit tubuhnya, menelikung kedua lengannya sendiri!

Terdengar suara Wan Keng In tertawa-tawa sambil terus membuat gerakan mengayun sehingga tali itu biarpun tidak lagi dipegang oleh Milana, masih terus berputar melibat tubuh Milana yang berusaha meronta-ronta.

"Ha-ha-ha, Nona manis. Bukankah dengan begini berarti engkau telah tertawan olehku seperti tertawannya hatiku olehmu?"

"Krakkkkkkk!"

Tiba-tiba terdengar bunyi keras dan dari dalam lubang kuburan tampak bayangan berkelebat, didahului sinar kilat menyambar ke arah tali sutera.

"Bretttt!"

Tali sutera itu putus dan tubuh Wan Keng In yang masih terayun di ujung tali, tentu saja terpelanting. Untunglah pemuda itu masih mampu berjungkir balik sehingga tidak terbanting ke atas tanah.

Milana mempergunakan kesempatan baik itu untuk melepaskan diri. Ketika dia melihat bahwa yang muncul adalah seorang wanita muda yang cantik, segera dia mengenal wanita itu sebagai gadis yang pernah mengacau Thian-liong-pang ketika di rumah penginapan.

Dia menjadi terkejut dan khawatir sekali, maka menggunakan kesempatan selagi gadis itu berhadapan dengan Wan Keng In, dia memberi isyarat kepada anak buahnya dan meninggalkan tempat itu dengan cepat.

Anak buahnya pergi sambil membawa jenazah-jenazah para kawan yang menjadi korban. Rombongan Pulau Neraka tidak mencegah mereka melarikan diri karena merasa jerih terhadap Milana, apalagi kini tuan muda mereka sedang menghadapi lawan baru berupa dara perkasa yang galak, murid dari datuk mereka yang selama sepekan ini berlatih di dalam tanah kuburan bersama datuk mereka, Bu-tek Siauw-jin! Mereka menjadi bingung dan tidak berani turut campur, memandang dengan hati penuh ketegangan.






"Keparat, siapa engkau...? Ehhh, kiranya kau, bocah setan dari Pulau Es? Ha-ha-ha, kukira siapa! Dan Li-mo-kiam masih berada di tanganmu? Bagus...! Kau harus berikan Li-mo-kiam kepadaku, agar dapat kuhadiahkan kepada calon isteri... haiiii! Kemana dia...?"

Wan Keng In menoleh dan ketika dia melihat Milana sudah tidak berada disitu lagi, dia menjadi bengong dan mencari ke sana-sini dengan pandang matanya.

"Siauw-tocu, mereka telah pergi...!" kata seorang diantara anak buahnya.

"Tolol! Goblok kalian semua! Mengapa kalian bolehkan pergi? Hayo kita..."

Belum habis ucapannya, Wan Keng In terkejut sekali dan terpaksa dia melempar tubuh terjengkang ke belakang untuk menghindarkan sinar kilat yang menyambar tubuhnya. Kiranya Kwi Hong telah menyerang dengan menusukkan Li-mo-kiam ke arah dadanya. Gerakan gadis ini cepat sekali sehingga hampir saja dia menjadi korban. Marahlah Wan Keng In.

"Kau berani melawan aku? Hemm, apa yang kau andalkan? Pedang itu? Baik, kita lihat siapa yang lebih unggul antara murid Pulau Neraka dan murid Pulau Es!"

Setelah berkata demikian, Wan Keng In menggerakkan tangan kanannya, meraba punggung di balik jubah. Ketika tangannya diangkat, tampak sinar kilat dan Lam-mo-kiam sudah berada di tangannya!

Kwi Hong amat membenci pemuda ini. Kemarahannya memuncak ketika dia melihat Lam-mo-kiam di tangan pemuda itu. Dia tahu bahwa itu adalah pedang Gak Bun Beng yang dirampas oleh Keng In. Semenjak dia masih belum dewasa, bocah Pulau Neraka ini sudah menjadi musuhnya.

"Keparat jahanam! Manusia tidak kenal malu! Pedang curian kau pamerkan disini. Bukan aku yang harus menyerahkan Li-mo-kiam kepadamu, melainkan engkau yang harus memberikan Lam-mo-kiam itu kepadaku sebelum lehermu putus!"

"Singgggg...!" sinar kilat di tangan Kwi Hong menyambar ke depan, disambut sinar kilat yang sama di tangan Wan Keng In.

"Wuuuuiiiitttt!"

Dua orang itu terkejut bukan main karena pedang mereka tertolak ke belakang sebelum bertemu! Seolah-olah dari sepasang pedang itu timbul hawa yang ajaib yang membuat kedua pedang tidak dapat saling sentuh, melainkan terdorong membalik oleh tenaga mukjizat tadi!

Namun Kwi Hong tidak mempedulikan hal ini dan cepat dia menyerang lagi. Terjadilah perang tanding yang amat hebat, lebih menegangkan dari pada pertandingan antara Wan Keng In dan Milana tadi, karena kini kedua orang muda itu mempergunakan sepasang pedang yang membuat para penonton merasa tubuhnya panas dingin.

Baru sinar dan hawa pedang itu telah membuat mereka yang berada disitu meremang semua bulu di badan dan mengkirik. Hal ini tidaklah mengherankan karena kini yang mengeluarkan sinar adalah Sepasang Pedang Iblis yang memiliki hawa mukjizat seolah-olah dikendalikan oleh roh-roh dan iblis-iblis yang haus darah!

Memang hebat sekali pertandingan antara kedua orang muda itu. Hebat, menyilaukan mata dan amat aneh sehingga menyeramkan para penonton. Betapa tidak aneh kalau kedua orang itu bergerak cepat sehingga bayangan mereka tertutup gulungan dua sinar pedang yang seperti kilat berkelebatan, akan tetapi sama sekali tidak pernah terdengar suara beradunya senjata? Seolah-olah tidak pernah ada yang menangkis, padahal kedua orang itu mainkan pedang secara dahsyat dan ada kalanya untuk menyelamatkan diri, jalan satu-satunya hanya menangkis.

Akan tetapi, begitu seorang diantara mereka menggerakkan pedang menangkis, serangan lawan terhalau oleh tangkisan tanpa kedua pedang itu saling bersentuhan karena keduanya tentu terpental oleh tenaga mukjizat. Seolah-olah Sepasang Pedang Iblis itu keduanya saling tidak mau bersentuhan.

Sebetulnya, kalau ditilik dasarnya, ilmu silat kedua orang muda ini masih satu sumber. Wan Keng In adalah putera dari Lulu yang sejak kecil menerima gemblengan ilmu dari ibunya ini. Lulu adalah adik angkat Pendekar Super Sakti dan biarpun kemudian Lulu menjadi murid Nenek Maya, namun sumber dari ilmu silatnya masih tetap sama, yaitu yang berasal dari Pulau Es, berasal dari Bu Kek Siansu.

Tentu saja karena tingkat kepandaian Pendekar Super Sakti jauh lebih tinggi dari pada tingkat kepandaian Lulu, apa yang diajarkan kepada Kwi Hong sebenarnya bermutu lebih tinggi pula dari pada pelajaran yang diterima Wan Keng In dari ibunya.

Akan tetapi, setelah Keng In digembleng oleh kakek sakti yang tidak seperti manusia, Cui-beng Koai-ong, kepandaian pemuda itu meningkat secara tidak lumrah sehingga tingkatnya kini bahkan sudah melampaui tingkat kepandaian ibunya sendiri!

Keng In merasa penasaran sekali. Kalau saja tidak mengingat bahwa gadis ini adalah murid Pendekar Siluman atau Pendekar Super Sakti Majikan Pulau Es, tentu dia sudah mengeluarkan ilmu-ilmunya yang mukjizat, yang ia dapatkan dari gurunya.

Akan tetapi dia tak mau membunuh Kwi Hong. Dia ingin menawannya untuk menunjukkan kepada Majikan Pulau Es yang dibencinya, orang yang telah membikin sengsara hati ibu kandungnya, bahwa dia tidak takut menghadapi Pulau Es, dan dia bahkan ingin mempergunakan nona ini untuk memancing datangnya Pendekar Siluman untuk bertanding!

Tiba-tiba Wan Keng In mengeluarkan suara gerengan yang tidak lumrah manusia. Gerengan yang keluar dari pusarnya, melalui kerongkongan dan mengeluarkan getaran yang seolah-olah membuat bumi tergetar!

Kwi Hong sendiri menjadi pucat wajahnya dan biarpun dia telah mengerahkan sinkang, tetap saja jantungnya tergetar dan gerakannya tidak tetap. Pada saat itu, ilmu pedang yang dimainkan oleh Keng In telah berubah aneh dan ganas bukan main.

Kwi Hong merasa gentar, jantungnya berdebar dan melihat pemuda itu menggerakkan pedangnya, ia menjadi pening, seolah-olah ia melihat lawannya menjadi tinggi besar dan menakutkan, gerakannya menjadi luar biasa cepat dan kuatnya! Kalau saja dia tidak sedikit-sedikit memetik gerakan kilat gurunya, tentu saja sudah kena dicengkeram oleh tangan kiri Keng In yang menyelingi gerakan pedangnya!

"Hyaaahhh!"

Tiba-tiba Keng In membentak, tubuhnya secara mendadak bergulingan dan pedangnya membabat secara bertubi-tubi ke arah kedua kaki Kwi Hong. Dara ini cepat meloncat-loncat dan menjauhkan diri, akan tetapi tiba-tiba lawannya bangkit dan memukul dengan tangan kiri terbuka. Serangkum dorongan telapak tangan ini menyambar ke arah dada Kwi Hong.

"Aihhhhh!"

Dara ini cepat melakukan gerak mendorong yang sama, dengan tangan kirinya, didorongkan ke arah tangan lawan sambil mengerahkan tenaga Inti Es yang dilatihnya di Pulau Es.

"Wesss...!"

Dua tenaga raksasa bertemu di udara, diantara kedua telapak tangan yang terpisah berjarak dua kaki saja. Tenaga panas bertemu dengan dingin dan akibatnya Kwi Hong terjengkang ke belakang oleh karena pada saat tenaga itu bertemu, kembali Keng In mengeluarkan gerengan yang menggetarkan jantung itu. Sebelum Kwi Hong sempat meloncat, Keng In sudah menotok punggungnya dan begitu lengan Kwi Hong lemas, cepat pedang Li-mo-kiam telah dirampasnya!

Walaupun tubuhnya sudah menjadi lemah dan lumpuh, Kwi Hong masih mampu menggunakan mulutnya untuk memaki-maki,

"Pengecut! Curang engkau! Tidak tahu malu! Pencuri busuk, hayo kembalikan pedangku dan kita bertanding secara bersih! Kau menggunakan ilmu siluman, keparat busuk!"

"Ikat dia dan bungkam mulutnya!"

Keng In berkata sambil membelakangi Kwi Hong, menyimpan Li-mo-kiam yang disatukan dengan Lam-mo-kiam, disembunyikan di balik jubahnya. Dia berdiri dengan sikap sombong, menengok ke kanan kiri, tersenyum mengejek sambil berkata, mengerahkan khikangnya sehingga suaranya terdengar sampai jauh.

"Haiiiiii! Pendekar Siluman Si Kaki Buntung! Lihat, muridmu telah kutawan! Kalau kau memang seorang gagah, datanglah dan bebaskan muridmu!"

Wajah para anak buah Pulau Neraka menjadi pucat mendengar tantangan yang keluar dari mulut Majikan Muda itu! Betapapun lihainya Tuan Muda mereka itu, namun tidak selayaknya menantang Pendekar Siluman seperti itu! Baru mendengar nama Pendekar Siluman saja, wajah mereka sudah menjadi pucat, apalagi ditantang oleh majikan mereka!

"Kau berani membuka mulut besar karena kau tahu bahwa Pamanku tidak berada disini! Kalau Pamanku berada disini, tentu engkau tak berani bernapas! Jangankan dengan Paman, dengan akupun kalau engkau tidak berlaku curang, menggunakan ilmu siluman, engkau takkan mampu menang. Pengecut busuk, manusia keparat tak tahu malu!"

"Cepat bungkam mulutnya!" Keng In membentak tanpa menoleh.

Seorang wanita anggota Pulau Neraka yang bermuka biru muda cepat menggunakan sehelai sapu tangan untuk menutup mulut Kwi Hong, diikatkan ke belakang leher, kemudian dia melanjutkan pekerjaan mengikat tangan Kwi Hong yang dibelenggu dan ditelikung ke belakang punggungnya.

Dara itu dalam keadaan setengah lumpuh, tak dapat meronta, hanya membelalakkan mata memandang ke arah punggung Keng In dengan penuh kebencian dan kemarahan.

"Cepat persiapkan orang-orang mengejar rombongan Thian-liong-pang! Puteri Ketua Thian-liong-pang itu harus dapat kutaklukkan!" berkata Wan Keng In kepada orang-orangnya.

"Bagaimana dengan nona ini, Siauw-tocu...?"

Wanita itu bertanya, matanya penuh ketakutan memandang ke arah lubang kuburan ke arah peti yang masih tertutup tanah, peti tempat datuk Pulau Neraka berlatih!

"Bawa dia sebagai tawanan, kalau dia banyak rewel, seret dia! Jangan perbolehkan gadis galak ini banyak tingkah!"

"Siauw-tocu... akan tetapi... dia... dia..."

"Banyak rewel kau!"

Wan Keng In membentak, akan tetapi matanya terbelalak kaget melihat wanita yang tadi bicara dan membelenggu serta membungkam mulut Kwi Hong telah roboh terlentang dengan mata mendelik dan nyawa putus! Dan dia melihat Kwi Hong duduk bersila dengan mata dipejamkan dan alis berkerut, seperti orang yang sedang memperhatikan sesuatu.

Memang pada saat itu Kwi Hong sedang mendengarkan suara yang berbisik-bisik di dekat telinganya, suara gurunya, Bu-tek Siauw-jin seolah-olah bicara di dekatnya akan tetapi yang sama sekali tidak berada disitu. Ketika tadi dia melihat wanita Pulau Neraka itu tiba-tiba roboh terjengkang dan mendengar suara itu, tahulah ia bahwa gurunya telah turun tangan!

"Bocah tolol, mana patut menjadi muridku kalau tertotok dan terbelenggu seperti itu saja tidak mampu melepaskan diri? Apa kau sudah lupa akan latihan membangkitkan kekuatan secara otomatis dengan mengandalkan tenaga Inti Bumi yang baru saja kau dapatkan dan yang menjadi dasar dari semua tenaga yang ada?"

Kwi Hong memejamkan mata dan mengerahkan semua perhatian akan petunjuk gurunya yang diberikan lewat bisikan-bisikan itu. Dia mentaati petunjuk itu dan... tiba-tiba darahnya mengalir kembali dan totokan itu tertembus oleh hawa Inti Bumi dari dalam! Setelah totokan terbebas, sekali mengerahkan tenaga belenggunya yang hanya terbuat dari tali itu putus semua dan sekali renggut dia telah melepaskan sapu tangan yang menutupi mulutnya, kemudian meloncat berdiri!

Wan Keng In memandang dengan mata terbelalak. Totokannya adalah totokan yang tidak lumrah, bukan totokan biasa melainkan totokan yang ia latih dari gurunya. Menurut gurunya, tidak ada orang di dunia ini yang akan dapat memulihkan orang yang terkena totokannya karena totokan itu mengandung rahasia tersendiri. Bahkan menurut gurunya, Pendekar Siluman sendiripun belum tentu mampu membebaskan orang yang tertotok olehnya.

Bagaimana sekarang gadis itu, tanpa bantuan, sanggup membebaskan? Kalau hanya memutuskan belenggu itu, dia tidak merasa heran, akan tetapi dapat membebaskan diri dari totokannya, benar-benar membuat dia menjadi ngeri! Tentu ada yang memberi petunjuk! Otomatis dia menoleh ke kanan kiri dan hatinya menjadi kecut. Jangan-jangan Pendekar Siluman yang ditantangnya telah berada di sekitar situ dan memberi petunjuk kepada gadis itu lewat bisikan yang dikirim melalui tenaga khikang!

"Pendekar Siluman! Kalau kau sudah datang, mari kita bertanding sampai selaksa jurus!" Dia menantang sambil meraba gagang pedang di balik jubah.

"Tutup mulutmu yang sombong! Aku masih sanggup melawanmu!"

Bentak Kwi Hong dan tiba-tiba dia menubruk maju, memukul dengan dorongan kedua tangannya ke arah dada dan pusar. Pukulan yang hebat karena kalau tangan kirinya dia menggunakan tenaga Swat-im Sin-ciang yang dingin, tangan kanannya yang menghantam ke pusar dia isi dengan saluran tenaga Hwi-yang Sin-ciang yang panas.

Melihat ini Keng In meloncat ke belakang, akan tetapi tiba-tiba Kwi Hong yang kedua pukulannya luput itu telah jatuh ke atas tanah dengan terbalik, kemudian tanpa disangka-sangka kedua kakinya menendang ke belakang dan tepat mengenai paha dan perut Keng In. Tenaga tendangan model sepak kuda ini bukan main kuatnya sehingga biarpun Keng In sudah mengerahkan sinkang, tetap saja terlempar sampai lima meter jauhnya!

"Berhasil...!" Kwi Hong bersorak sambil meloncat bangun.

Akan tetapi ia segera kecewa karena mendengar bisikan gurunya mengomel.
"Apa artinya kalau hanya mampu membuat dia terlempar? Hayo lawan terus, pergunakan Tenaga Inti Bumi!"

Kwi Hong melihat bahwa Keng In sudah meloncat turun dan biarpun sepasang mata pemuda itu terbelalak penuh keheranan terhadap ilmu tendangan yang aneh dan tidak patut itu, dia tidak terluka dan mukanya yang tampan membayangkan kemarahan.

"Engkau sudah bosan hidup!"

Bentaknya dan tiba-tiba tubuhnya sudah mencelat ke depan dan tampak sinar kilat berkelebat ketika tangannya mencabut keluar Li-mo-kiam. Sekali ini dia benar-benar mengambil keputusan untuk membunuh gadis itu dengan pedang gadis itu sendiri yang tadi dirampasnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar